Kamis, 17 September 2015

SOP PEREKAMAN EKG















MAKALAH
SOP EKG
Disusun Oleh :
  1. Nunink Tri Nur K P1337420614032
  2. Putri Pancali Haningtyas P1337420614033
  3. Atika Gita Pratiwi P1337420614034
  4. Dian Mayang Purbo Arum P1337420614035
    Rista Hernida wati p1337420614031
    Anggun Eka Apriliani p13374206140
Mata Ajar :
Kebutuhan manusia II
PROGRAM STUDI DIV KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
Elektrokardiograpi (EKG) adalah pemantulan aktivitas listrik dari serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, rekaman  EKG sebagai cara pemeriksaan tidak infasif sudah tidak dapat lagi di hilangkan dari klinik sejak di introduksinya galvanometer berkawat yang di ciptakan oleh Einthoven dalam tahun 1903, galvanometer berkawat ini merupakan suatu pemecahan rrekor  perangkat sangat peka dapat merekam setiap perbedaan tegangan yang kecil sebesar milivolt .perbedaan tegangan ini terjadi pada lupan dan imbunan dari serat-serat otot jantung perbedaan tegangan ini di rambat kan kepermukaan tubuh dan di teruskan ke sandapan-sandapan dan kaawat keperangkat penguat EKG . aktifitas listrik mendahului penguncupan sel otot. Tidak adaperangkat pemeriksaan sedehana yang begitu banyak mengajar pada kita mengenai fungsi otot jantung selain di EKG dengan demikian masalah-masalah diagnistik penyakit jantung dapat di pecah kan dan pada giliran nya pengobotan akan lebih sempurna. Namun kita perlu di beri peringatan bahwa EKG itu walaupun memmberikan banyak masukan ,tetapi hal ini tak berarti tanpa salah .
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa yang dimaksud EKG?
  2. Apa tujuan dari pemasangan EKG?
  3. Bagaimana indikasi dari pemasangan EKG?
  4. Dimana letak sandapan pada EKG?
  5. Bagaimana standar operasional prosedur pelaksanaan pemeriksaan EKG?
  1. Tujuan
Untuk mengetahui tujuan dan indikasi dari pemasangan EKG serta untuk mengetahui letak sandapan dan standar operasional prosedur dalam pelaksanann pemeriksaan EKG.








BAB II
PEMBAHASAN
  1. Pengertian
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktifitas listrik jantung. Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Aktifitas listrik jantung dicatat dan direkam melalui elektroda – elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh.
Elektrofisiologi sel otot jantung
Sel otot  jantung dalam keadaan istirahat permukaan luarnya bermuatan positif dan bagian dalamnya bermuatan negatif. Perbedaan potensial muatan melalui membran sel ini kira-kira -90 milivolt. Ada 3 ion yang mempunyai peran penting dalam elektrofisiologi sel, yaitu Kalium, Natrium dan Kalsium.
Rangsangan listrik dapat secara tiba-tiba menyebabkan masuknya ion Natrium dengan cepat dari cairan luar sel ke dalam, sehingga menyebabkan muatan dalam sel menjadi lebih positif dibandingkan muatan luar sel. Proses terjadinya perubahan muatan akibat rangsangan dinamakan depolarisasi. Setelah depolarisasi, terjadi pengembalian muatan ke keadaan semula yang dinamakan repolarisasi. Seluruh proses tersebut disebut Aksi Potensial.
Elektrokardiogram
Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung. Gambaran klinis penderita tetap merupakan pegangan yang penting dalam menentukan diagnosis.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Dalam EKG perlu diketahui tentang sistem konduksi (listrik jantung), yang terdiri dari:
  1. SA Node (Sino-Atrial Node)
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60-100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang.
  1. AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
  1. Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
  1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
  2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
  1. Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis engeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

  1. Tujuan dan Indikasi
Beberapa tujuan dari penggunaan EKG adalah :
  1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
  2. Kelainan-kelainan otot jantung
  3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
  4. Ganguan -gangguan elektrolit
  5. Perikarditis
  6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
  7. Menilai fungsi pacu jantung.

Indikasi dari penggunaan EKG
Elektrokardiogram tidak menilai kontraktilitas jantung secara langsung. Namun, EKG dapat memberikan indikasi menyeluruh atas naik-turunnya suatu kontraktilitas. Analisis sejumlah gelombang dan vektor normal depolarisasi dan repolarisasi menghasilkan informasi diagnostik yang penting.
  1. Merupakan standar emas untuk diagnosis aritmia jantung
  2. EKG memandu tingkatan terapi dan risiko untuk pasien yang dicurigai ada infark otot jantung akut
  3. EKG membantu menemukan gangguan elektrolit (mis. hiperkalemia dan hipokalemia)
  4. EKG memungkinkan penemuan abnormalitas konduksi (mis. blok cabang berkas kanan dan kiri)
  5. EKG digunakan sebagai alat tapis penyakit jantung iskemik selama uji stres jantung
  6. EKG kadang-kadang berguna untuk mendeteksi penyakit bukan jantung (mis. emboli paru atau hipotermia)

  1. Sadapan pada EKG (Bipolar dan Unipolar)
Fungsi sadapan EKG adalah untuk menghasilkan sudut pandang yang jelas terhadap jantung. Sadapan ini dibaratkan dengan banyaknya mata yang mengamati jantung jantung dari berbagai arah. Semakin banyak sudut pandang, semakin sempurna pengamatan terhadap kerusakan-kerusakan bagian-bagian jantung.
Sadapan pada mesin EKG secara garis besar terbagi menjadi dua:
  1. Sadapan bipolar
Sadapan Bipolar (I, II, III). Sadapan ini dinamakan bipolar karena merekam perbedaan potensial dari dua elektrode. Sadapan ini memandang jantung secara arah vertikal (ke atas-bawah, dan ke samping). Sadapan ini merekam dua kutub listrik yang berbeda, yaitu kutub dan kutub negatif. Masing-masing elektrode dipasang di kedua tangan dan kaki.
Sadapan-sadapan bipolar dihasilkan dari gaya-gaya listrik yang diteruskan dari jantung melalui empat kabel elektrode yang diletakkan di kedua tangan dan kaki. Masing-masing LA (left arm), RA (right arm), LF (left foot), RF (right foot). Dari empat kabel elektrode ini akan dihasilkan beberapa sudut atau sadapan sebagai berikut.
  1. Sadapan I.
sadapan I dihasilkan dari perbedaan potensial lsitrik antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan LA yang dibuat bermuatan positif sehingga arah listrik jantung bergerak ke sudut 0 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat oleh sadapan I.
  1. Sadapan II.
Sadapan II dihasilkan dari perbedaan antara RA yang dibuat bermuatan negatif dan LF yang bermuatan positif sehingga arah listrik bergerak sebesar positif 60 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan II.
  1. Sadapan III.
Sadapan III dihasilkan dari perbedaan antara LA yang dibuat bermuatan negatif dan RF yang dibuat bermuatan positif sehingga listrik bergerak sebesar positif 120 derajat (sudutnya ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung dapat dilihat oleh sadapan III.
  1. Sadapan unipolar
Sadapan ini merekam satu kutub positif dan lainnya dibuat indifferent. Sadapan ini terbagi menjadi sadapan unipolar ekstremitas dan unipolar prekordial.
Unipolar Ekstremitas
Sadapan unipolar ekstremitas merekam besar potensial listrik pada ekstremitas. Gabungan elektrode pada ekstremitas lain membentuk elektrode indifferent (potensial 0). Sadapan ini diletakkan pada kedua lengan dan kaki dengan menggunakan kabel seperti yang digunakan pada sadapan bipolar.
Vektor dari sadapan unipolar akan menghasilkan sudut pandang terhadap jantung dalam arah vertikal.
  1. Sadapan aVL. Sadapan aVL dihasilkan dari perbedaan antara muatan LA yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LF yang dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah -30 derajat (sudutnya ke arah lateral kiri). Dengan demikian, bagian lateral jantung dapat dilihat juga oleh sadapan aVL.
  2. Sadapan aVF. Sadapan aVF dihasilkan dari perbedaan antara muatan LF yang dibuat bermuatan positif dengan RA dan LA dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah positif 90 derajat (tepat ke arah inferior). Dengan demikian, bagian inferior jantung selain sadapan II dan III dapat juga dilihat oleh sadapan aVF.
  3. Sadapan aVR. Sadapan aVR dihasilkan dari perbedaan antara muatan RA yang dibuat bermuatan positif dengan LA dan LF dibuat indifferent sehingga listrik bergerak ke arah berlawanan dengan arah lsitrik jantung -150 derajat (ke arah ekstrem).
Akan tetapi, sadapan-sadapan ini belum cukup sempurna untuk mengamati adanya kelainan di seluruh permukaan jantung. Oleh karena itu, sudut pandang akan dilengkapi dengan unipolar prekordial (sadapan dada).
Unipolar Prekordial
Sadapan unipolar prekordial merekam besar potensial listrik dengan elektrode eksplorasi diletakkan pada dinding dada. Elektrode indifferent (potensial 0) diperoleh dari penggabungan ketiga elektrode esktremitas. Sadapan ini memandang jantung secara horizontal (jantung bagian anterior, septal, lateral, posterior dan ventrikel sebelah kanan).
Penempatan dilakukan berdasarkan pada urutan kabel-kabel yang terdapat pada mesin EKG yang dimulai dari nomor C1-C6.
V1: Ruang interkostal IV garis sternal kanan
V2: Ruang interkostal IV garis sternal kiri
V3: Pertengahan antara V2 dan V4
V4: Ruang interkostal V garis midklavikula kiri
V5: Sejajar V4 garis aksila depan
V6: Sejajar V4 garis mid-aksila kiri

  1. SOP Perekaman ECG 12 lead
SOP
Perekaman ECG 12 lead
PENGERTIAN Perekaman aktifitas kelistrikan jantung yang ditimbulkan oleh sistem eksitasi dan konduktif khusus jantung
TUJUAN
  1. Untuk mengetahui adanya kelainan-kelainan irama jantung/disritmia
  2. Kelainan-kelainan otot jantung
  3. Pengaruh/efek obat-obat jantung
  4. Ganguan -gangguan elektrolit
  5. Perikarditis
  6. Memperkirakan adanya pembesaran jantung/hipertropi atrium dan ventrikel
  7. Menilai fungsi pacu jantung.
ALAT-ALAT
  1. Mesin EKG yang dilengkapi dengan 3 kabel, sebagai berikut :
  1. Satu kabel untuk listrik (power)
  2. Satu kabel untuk bumi (ground)
  3. Satu kabel untuk pasien, yang terdiri dari 10 cabang dan diberi tanda dan warna.
  1. Plat elektrode yaitu
  1. 4 buah elektrode extremitas dan manset
  2. 6 Buah elektrode dada dengan balon penghisap.
  1. Jelly elektrode / kapas alkohol
  2. Kertas EKG (telah siap pada alat EKG)
  3. Kertas tissue


  1. Persiapan Pasien
  1. Pasieng diberitahu tentang tujuan perekaman EKG
  2. Pakaian pasien dibuka dan dibaringkan terlentang dalam keadaan tenang selama perekaman.
  1. Cara Menempatkan Elektrode
Sebelum pemasangan elektrode, bersihkan kulit pasien di sekitar pemasangan manset, beri jelly kemudian hubungkan kabel elektrode dengan pasien.
  1. Elektrode extremitas atas dipasang pada pergelangan tangan kanan dan kiri searah dengan telapak tangan.
  2. Pada extremitas bawah pada pergelangan kaki kanan dan kiri sebelah dalam.
  3. Posisi pada pengelangan bukanlah mutlak, bila diperlukan dapatlah dipasang sampai ke bahu kiri dan kanan dan pangkal paha kiri dan kanan.
Kemudian kabel-kabel dihubungkan :
  1. Merah: lengan kanan
  2. Kuning: lengan kiri
  3. Hijau: tungkai kiri
  4. Hitam: tungkai kanan
Hasil pemasangan tersebut terjadilah 2 sandapan (lead)
  • Sandapan bipolar (sandapan standar) dan ditandai dengan angka romawi I, II, III.
  • Sandapan Unipolar Extremitas (Augmented axtremity lead) yang ditandai dengan simbol aVR, aVL, aVF.
  1. Pemasangan elektroda dada (Sandapan Unipolar Prekordial), ini ditandai dengan huruf V dan disertai angka di belakangnya yang menunjukkan lokasi diatas prekordium, harus dipasang pada :
VI : sela iga ke 4 garis sternal kanan
V2 : sela iga ke 4 pada garis sternal kiri
V3 : terletak diantara V2 dan V4
V4 : ruang sela iga ke 5 pada mid klavikula kiri
V5 : garis aksilla depan sejajar dengan V4
V6 garis aksila tengah sejajar dengan V4
Sandapan tambahan
V7 : garis aksila belakang sejajar dengan V4
V8 : garis skapula belakang sejajar dengan V4
V9 : batas kin dan kolumna vetebra sejajar dengan V4


Cara Merekam EKG
  1. Hidupkan mesin EKG dan tunggu sebentar untuk pemanasan.
  2. Periksa kembali standarisasi EKG antara lain
  1. Kalibrasi 1 mv (10 mm)
  2. Kecepatan 25 mm/detik
Setelah itu lakukan kalibrasi dengan menekan tombol run/start dan setelah kertas bergerak, tombol kalibrasi ditekan
2 -3 kali berturut-turut dan periksa apakah 10 mm
  1. Dengan memindahkan lead selector kemudian dibuat pencatatan EKG secara berturut-turut yaitu sandapan (lead) I, II, III, aVR,aVL,aVF,VI, V2, V3, V4, V5, V6. Setelah pencatatan, tutup kembali dengan kalibrasi seperti semula sebanyak 2-3 kali, setelah itu matikan mesin EKG.
  2. Rapikan pasien dan alat-alat.
  1. Catat di pinggir kiri atas kertas EKG
  2. Nama pasien
  3. Umur
  4. Tanggal/Jam
  5. Dokter yang merawat dan yang membuat perekaman pada kiri bawah
  1. Dibawah tiap lead, diberi tanda lead berapa.

Perhatian !
  1. Sebelum bekerja periksa dahulu tegangan alat EKG.
  2. Alat selalu dalam posisi stop apabila tidak digunakan.
  3. Perekaman setiap sandapan (lead) dilakukan masing - masing 2-4 kompleks
  4. Kalibrasi dapat dipakai gambar terlalu besar, atau 2 mv bila gambar terlalu kecil.
  5. Hindari gangguan listrik dan gangguan mekanik seperti ; jam tangan, tremor, bergerak, batuk dan lain-lain.
  6. Dalam perekaman EKG, perawat harus menghadap pasien.































BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Elektrokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh dapat dicatat dan direkam melalui elektroda-elektroda yang dipasang pada permukaan tubuh. EKG hanyalah salah satu pemeriksaan laboratorium yang merupakan alat bantu dalam menegakkan diagnosis penyakit jantung.
Untuk memperoleh rekaman EKG, dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.

  1. Saran
  1. Dengan adanya pembelajaran tentang EKG, maka kenalilah dulu KLIEN kita. Benar bahwa EKG saja dapat dibaca dengan cukup tepat, tetapi kekuataan alat ini baru betul-betul muncul bila diintregasikan dengan penilaian klinik secara total.
  2. Guna dalam pembacaan EKG,selanjutnya membacalah terus lebih banyak. Bacalah di mana pun Anda menemukan EKG, tidak hanya mengacu pada materi ini, tetapi bacalah dari berbagai sumber pengetahuan tentang EKG.Kenalilah lebih dalam dulu dasar-dasar tentang EKG,maka seorang perawat akan dapat menguasai materi dan mampu untuk mempraktekannya













DAFTAR PUSTAKA